Friday, June 14, 2013

Tuanku Imam Perdipo


Danau Rakihan, Desa Ulu Danau Sindang Danau.
Tuanku Imam Perdipo adalah seorang kiai yang berasal dari Semendo Ulu Lawas Dusun Ulu Danau atau sekarang dikenal dengan Desa Ulu Danau Kecamatan Sindang Danau Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan. Nama sebenarnya adalah Pidaran atau masyarakat Ulu Danau mengenalnya dengan panggilan Puyang Pidaran atau Puyang Aek Rambutan. Oleh karena tidak sepaham dengan kepala-kepala di tempat asalnya dia pindah ke tanah Pasemah dan bermukim di sebuah dusun kecil bernama Perdipo di seberang sungai Lematang di tempat dimana dia mengajarkan agama Islam.

Pada tahun 1821 Ahmad Najamudin diangkat oleh Inggris menjadi Sultan. Mahmud Badaruddin II beserta seluruh pengikutnya menyingkir, pertama ke dusun Bailangu kemudian Muara Rawas dan menghimpun kekuatan untuk merebut kembali tahtanya. Dari berbagai kawasan dia mendapat bantuan pasukan sukarelawan, dari Jambi, Kerinci bahkan dari Sumatera Barat. Pasemah tidak ketinggalan, sukarelawan dari Pasemah dipimpin oleh Tuanku Imam Perdipo. Beliau bergabung dengan sukarelawan dari Sumatera Barat yang disebutkan dengan pasukan Jubah Putih. Sebagai pimpinan pasukan beliau mendapat panggilan Imam dan sebagaimana lazimnya di Sumatera Barat sebagai penghormatan ditambah lagi dengan Tuanku dan menjadi Tuanku Imam.

Dalam karangan W.A van Rees dan Vaandel nama beliau hanya disebut Tuan Perdipo. Beliau bermarkas di dusun Pagar Ujung di Muara Rawas. Kemungkinan untuk mengingat tempat markasnya dulu beliau menamakan kampungnya Pagaruyung yang menjadi tempat tinggal keturunannya sampai sekarang di Pasemah.

Tulisan ini untuk http://sejarahri.com/ 
Tiger Roots Movement

No comments:

Post a Comment